Selasa, 28 Juni 2011

Fingerboard Indonesia, Komunitas Skater 'Miniatur'

Foto: Novriyadi/TNOLFoto: Novriyadi/TNOLJika dilihat sepintas, memang tidak ada yang istimewa dengan apa yang mereka sibukkan, hanya menggores, membolak-balik, memutar dan sesekali meloncat-loncatkan papan kecil beroda di sebuah lintasan papan luncur 'mini' yang desainnya serupa dengan skate board park yang sering kita lihat dilayar televisi.
Namun, komunitas papan jari Indonesia atau nge'trend' disebut Fingerboard ini, tidak hanya sekadar memutar dan melempar papan mini mereka, karena, jika kita membidik dengan lebih jeli, papan sepanjang 10 cm tersebut merupakan sebuah miniatur skateboard (papan luncur) lengkap dengan dan keempat rodanya.
Foto: Novriyadi/TNOLTeknik loncatan demi loncatan dengan kedua jari (jari tengah dan jari telunjuk) mereka merupakan teknik-teknik dan istilah serupa yang digunakan oleh para pemain skateboard dalam menunjukkan aksinya.
"Cuma bedanya kalau main ini tanpa perlu nyali, kalau skateboard kan selain skill juga butuh nyali, cuma itu aja sih bedanya," kata Angga Panda pendiri komunitas Fingerboard Indonesia seraya menambahkan kedua jari yang digunakan ibarat kedua kaki yang berpijak pada sebuah skateboard.
Foto: Novriyadi/TNOLMenurutnya, permainan jari ini mempunyai keunikan tersendiri karena setiap teknik loncatan mempunyai tingkat kesulitan yang sama ketika diterapkan pada papan luncur. Bahkan untuk menyempurnakan teknik tersebut perlu panduan dari video ataupun sharing dan latihan bersama-sama dengan teman-teman komunitas.
"Hampir rata-rata seluruh teknik yang ada dalam skateboard bisa juga diterapkan di fingerboard namun satu yang belum mungkin dilakukan adalah teknik flip spin (berputar di udara)," tambah Angga.
Foto: Novriyadi/TNOLIa menjelaskan, spin yang dimaksud adalah berputar di udara hingga 360 derajat, karena, jika menggunakan tangan, mustahil bisa melakukan 360 derajat. Lain halnya dengan teknik spin dalam skateboard yang menggunakan seluruh anggota badan untuk melakukan teknik ekstrem yang satu ini.
Satria, salah satu anggota komunitas Fingerboard, yang juga merupakan pemain skateboard mengatakan, kedua permainan tersebut memiliki tantangan yang berbeda sehingga timbul sensasi yang berbeda pula ketika melakukan masing-masing permainan tersebut.
"Paling-paling mencoba membiasakan jari-jari untuk bergerak layaknya sepasang kaki. Intinya, teknik pop (tendangan) ataupun flip-nya sama dengan skateboard. Factor kesulitan semacam itulah yang membuat orang addict," ungkap Satria.
Foto: Novriyadi/TNOLFoto: Novriyadi/TNOLBaginya, permainan Fingerboard menawarkan beragam kemudahan yang tidak ia dapatkan dalam permainan skateboard, antara lain permainan yang portable atau bisa dilakukan di mana saja tidak terpengaruh cuaca, tidak terlalu lelah karena menyesuaikan kemampuan fisik seseorang serta minim resiko cidera.
"Teknik pembelajarannya, sama dengan skateboard tapi kalau skateboard diawali dengan meluncur di atas papan baru belajar Ollie (loncatan), kalau Fingerboard langsung aja belajar Ollie," terang Satria.
Foto: Novriyadi/TNOLFoto: Novriyadi/TNOLSelain itu, katanya, jenis permainan ini terbilang cukup murah, karena, harga fingerboard berkisar antara Rp100.000, keatas serta untuk mendapatkannya tergolong mudah di Jakarta. "Namun, selera orang masing-masing, jadi ada yang kadang memodifikasi fingerboard mereka untuk lebih nyaman dan enak dimainkan. Kalau produk impor paling mahal bisa sampai Rp1,8 juta."
Komunitas yang pada 2008 lalu hanya beranggotakan 40 orang, saat ini telah mampu menjaring sekitar 2000-an orang se-nusantara yang tergabung dalam Facebook mereka (Fingerboard Indonesia). Salah satu ruko dikawasan Bulungan, Jakarta juga menjadi tempat nongkrong favorit mereka karena menyediakan 'fingerboard park' sebagai ajang berlatih ataupun 'kongkow-kongkow'.

Bottlesmoker


  • Bottlesmoker adalah bedroom musicians. Mereka menciptakan musik dalam kamarnya, menggunakan bagian-bagian dari mainan anak-anak dan keyboard untuk menghasilkan suara elektronik yang simpel. Pengaruh bermusiknya datang dari Mum, Manitoba, Tunng, The Album Leaf, dan Isan.
    Selain itu net label artist seperti observatoryonline.org juga memberikan pengaruh yang besar dan penting untuk Bottlesmoker dalam bermusik. Bottlesmoker masuk ke myspace dengan dukungan internet servis yang sangat besar.
    Melalui myspace, Bottlsmoker memakai konsep SASE (Self Address Stamped Envelopes) untuk menyebarkan lagu-lagu mereka kepada siapapun di seluruh dunia yang ingin mendengarkan secara gratis.Bottlesmoker mengunakan metode ini karena sadar dengan konsep musik yang tidak cocok dengan label manapun. Di tahun 2008, Bottlesmoker bergabung dengan net labes Amerika Serikat "Probablyworse" dan merilis album 'Slow Mo Smile'.

Musik Elektronik

Musik elektronik adalah Program, setiap studi pembelajaran tentang musik elektronik sama dengan studi pemrograman. tidak seperti alat musik kebanyakan, seperti gitar, drum, bass dan lainnya yang tidak jauh berbeda semenjak 20 tahun bahkan 30 tahun yang lalu dengan yang ada sekarang.
Berbeda dengan alat musik elektronik yang terus-menerus berkembang dengan beragam jenis suara dan efek yang dikeluarkannya. contoh, bandingkan saja gitar yang berusia 20/30 tahun dengan gitar yang ada di pasaran saat ini, saya yakin bunyi yang dikeluarkan tidak jauh berbeda. tapi bagaimana dengan musik elektronik? Udah ada bayangan? hehehe

mulai aja yuk..

Memasuki tahun 1961, Dr. Robert Arthur Moog atau yang sering dipanggil Bob-Moog (1943-2005) adalah seorang warga negara amerika yang mem-pionirkan musik elektronik dengan penemuannya yang luar biasa yaitu Moog Synthesizer. Bob-Moog dan Dr. Evil bekerja sama untuk menciptakan sebuah Moog Synthesizer berukuran mini, mengingat Moog Synthesizer yang ditemukan oleh Bob-Moog berukuraan sangat besar sehingga hanya beberapa orang kaya yang bisa mengakses alat tersebut sampai ke studio rekaman. Hasil kerja sama antara Bob-Moog dan Dr. Evil itu adalah Minimoog, Moog Synthesizer dengan perbandingan ukuran 1:10 lebih kecil.

Dr. Robert Arthur Moog

Bayangkan saja kalo setiap pementasan, para artis membawa Moog Synthesizer yang ukurannya hampir 20 meter persegi dengan memakan listrik 1,21 gigawatt. Itu sebabnya sound panggung Pink Floyd sangat susah didengar sampai akhirnya mereka bisa membawa The Gizmontron (efek gitar elektronik pertama di tahun 1973) ke dalam tur mereka.
bersyukurlah :) 

Pink Floyd

Jadi bisa dikatakan musik elektronik itu melengkapi berbagai kekurangan musik era 70an dimana proses rekaman dan live performance terasa kering ditelinga. Tapi ada yang lebih penting dari itu, yaitu pengaruh dari revolisi bidang manufaktur peralatan musik elektronik yang membuat hampir semua lapisan kalangan pemusik dapat memilikinya.

Memasuki tahun 80an tepatnya tahun 1982, musik elektronik menjadi perbincangan para musisi tentang instrumen bernama MIDI. yak MIDI atau kepanjangan dari Musical Instrument Digital Interface adalah sebuah piranti lunak (software) musik digital yang membutuhkan piranti keras (hardware) untuk dapat memainkannya. tolong di ingat, MIDI bukan sebuah AUDIO. Piranti lunak dengan berbagai macam suara instrumen musik seperti synth, piano, gitar, horn, string, bell, dll yang membutuhkan alat tambahan untuk pengoprasiannya seperti keyboard dengan support Midi Controller.

Itu terlihat jelas pada musik-musik di era 80an atau yang sering disebut The 80's, permainan musik dengan unsur musik elektronik di tahun 80an tidak kalah dengan era 70an, di tahun 80an musik elektronik menjadi sangat dinamis, kaya akan warna musik dan padat harmoni. sehingga membawa dampak luas di segala jenis aliran musik seperti Country, Jazz, Pop, Rock, Dance, Reggae dll.

Duran Duran

Mau bukti? coba kalian dengar beberapa album yang di release di tahun 80an seperti Queen, Rolling Stone, The Police, Madness, Rush, TOTO, Heart dll. moment musik elektronik ini tentunya tidak disia-siakan oleh kelompok dansa seperti Yazzo, YMCA, Fantasique Four dipemakaian latar musik elektronik kedalam pementasan mereka.

Pet Shop Boys

Tak heran di tahun 80an banyak band-band dan penyanyi pop bermunculan dengan mengedepankan musik elektronik seperti The Culture Club, Duran-Duran, Spandau Ballet, Pet Shop Boys, The Baltimore hingga Madona, Bad Boys Blue, New Edition, Michael Jackson, New Kids On The Block. Musik elektronik memang menjadi hal yang sangat wajib di era 80-90an, tapi sisa-sisa jejak kejayaannya masih bisa kita rasakan sampai sekarang kan.. :)

Melihat lebih dekat Goodnight Electric

Goodnight Electric adalah sebuah grup musik asal Indonesia yang beraliran synthpop yang dibentuk tahun 2003 di Jakarta oleh salah satu personilnya, Henry Irawan yang dikenal dengan nama panggungnya, Henry “Batman” Foundation.

Latar belakang

Grup musik ini terinspirasi dari musisi di era awal 80-an dan 90-an seperti Depeche Mode, The Cure, Kraftwerk, Yazoo, Belle and Sebastian dan The Lighting Seeds. Goodnight Electric mencoba mengkombinasikan musik electro, pop dan new wave dengan menggunakan synthesizer dan komputer sebagai media utamanya. Didukung oleh Bondi Goodboy dan oomleo dalam pertunjukan live, Goodnight Electric berkembang menjadi sebuah formasi trio dance group. [1]

Love and Turbo Action (2004)

Goodnight Electric merilis sebuah debut album “Love and Turbo Action” pada akhir tahun 2004 di bawah naungan label HFMF Records dengan beberapa singel seperti “Am I Robot?” dan “Rocket Ship Goes By” yang berhasil mendapatkan apresiasi serta perhatian yang cukup baik di masyarakat pencinta musik di Indonesia, khususnya di kalangan remaja Jakarta. Rebecca “Becca” Theodora, mantan backing vocal The Upstairs, Rumah Sakit dan Straight Out turut berperan dalam kesuksesan album Love And Turbo Action, dimana dia menyumbangkan suaranya dalam kebanyakan lagu di album tersebut. [2]
Debut yang cukup baik ini turut dibantu oleh rekan-rekan media dan juga support dari berbagai macam kalangan sehingga Goodnight Electric berhasil mendapatkan nominasi Best New Artist di MTV Indonesia Music Award 2005, Best Live Performing Artist di Paranoia Award Hard Rock FM Jakarta 2005 dan berpartisipasi dalam berbagai ragam event musik dari dance music festival (festival musik dance), pentas seni hingga charity event (penggalangan dana).
H.F.M.F Records kembali merilis ulang (repackage) album “Love and Turbo Action (Silver Album)” pada tahun 2005 dengan tiga tambahan materi Remix dari DJ. Oreo, Ape On The Roof, dan The Adams. Pada akhir tahum 2005 Goodnight Electric menandatangani kontrak dengan JTB Records, sebuah perusahaan rekaman dari Jepang untuk merilis “Love and Turbo Action (Green Album)” yang dirilis dan didistribusikan di Jepang pada awal tahun 2006.

Electroduce Yourself (2007)

Tiga tahun setelah merilis album Love and Turbo Action, Goodnight Electric merilis album kedua mereka yang diberi judul Electroduce Yourself di bawah naungan label rekaman indie asal Jakarta, Aksara Records. Dengan desain sampulnya yang ikonik, album ini memuat 12 lagu electronic yang sangat berorientasi ke musik dance.

Personil

  • Henry “Batman” Foundation (Henry Irawan) (vokal/programmer)
  • Bondi Goodboy (Mateus Bondan Wikanti Aji) (synthesizer/vokal)
  • Oomleo (Narpati Awangga) (synthesizer/vokal)

Diskografi

Album studio

  • Love and Turbo Action (Yellow Album) (2004) – HFMF Records
  • Love and Turbo Action (Silver Album) (2005) – HFMF Records
  • Love and Turbo Action (Green Album) (2006)- JTB Records (di Jepang)
  • Electroduce Yourself (2007) – Aksara records

Kompilasi

  • OST Janji Joni (2005) – Aksara records
  • Change Yourself (2005) – Rooftopsound
  • Jakarta Movement 05 (2005) – Aksara Records
  • RIOT “The Thusrday Riot Compilation” (2006) – Parc Suddenly Records
  • Mesin Waktu: Teman-teman menyanyikan lagu Naif (2007) – Aksara records

Prestasi

  • Nominasi Best New Artist – MTV Indonesia Music Award 2005
  • Best Live Performing ArtistParanoia Award Hard Rock FM Jakarta 2005

Video klip musik

  • Am I Robot?” disutradarai oleh The Jadugar, 2004
  • The Supermarket I Am In” disutradarai oleh Platon Theodoris, 2005
  • Rocket Ship Goes By” disutradarai oleh Cerahati, 2005
  • A.S.T.U.R.O.B.O.T” disutradarai oleh Anggun Priambodo, 2005
  • Trembling Mind” disutradarai oleh Ibonk & Bimbo, 2005
  • Lasergun Electroboy” disutradarai oleh Anggun Priambodo, 2007
sumber: wikipedia

Chiptune Indonesia

Musik Chiptunes Indonesia

Chiptune adalah musik yang dibuat dari sound format yang telah di syntesizekan secara realtime oleh computer atau video game sound chip. Chiptune sangat popular pada periode pertengahan 1980s sampai akhir 1980s dimana pada saat itu untuk membuat musik dengan computer hanya tersedia sound chip tersebut.

Medium tersebut memberikan fleksibilitas kepada para composer dalam menciptakan instrument sendiri, tetapi dikarenakan sound chip komputer pada saat itu hanya tersedia simple tone generator dan noise generator, mengakibatkan keterbatasan dalam menciptakan sound yang lebih complex. Chiptune kadang terdengar “kasar” dan “menciut2” bagi para pendengar yang tidak biasa dengan musik tersebut dan chiptune juga sangat berhubungan dekat sekali dengan video game music.

Beberapa musisi 8Bit tanah air :
1. vibrick
2. pickney
3. jw86
4. hellostereo
5. local drug store
6. cacat nada
7. turbo blip
8. nintenboys
9. motoric mathematics
10. Paddle Waddles